—–>>MA’RIFATULLAH (Mengenal Allah)
CARA MENGENAL ALLAH
- Lewat Akal [QS. 13 : 3 ; 16 : 11 ; 27 : 52]
Akal adalah anugerah yang diberikan Allah kepada manusia. Akal adalah yang membedakan manusia dengan makhluk lain, sehingga dengan akal manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Dengan akal pula manusia bisa mempelajari segala apa yang dihadapannya.
a. Ayat Kauniyah [QS. 2 : 164 ; 51 : 20,21 ; 3 : 190,191]
Ayat Kauniyah adalah ayat-ayat Allah yang ada di alam raya yang berupa fenomena-fenomena alam.
*FENOMENA TERJADINYA ALAM [QS. 52 : 35]
Terjadinya siang dan malam adalah salah tanda keberadaan Allah, pengaturan siang dan malam yang sangat teratur. Panasnya matahari adalah beribu-ribu derajat panasnya. Seandainya Allah tidak menciptakan malam, maka bumi akan terbakar oleh panasnya matahari. Dan seandainya Alloh tidak menciptakan siang maka semua makhluknya di bumi akan membeku.
Meletusnya gunung berapi. Kejadian ini tidak hanya sekedar bencana, namun Alloh ingin memberikan berkah dari letusan gunung berapi ini. Gunung meletus yang mengeluarkan abu vulknaik bisa menyuburkan daerah yang terkena letusan. Lahar yang keluar menjadi batu-batu bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia. Dan banyak bekas-bekas kawah gunung berapi menjadi tempat wisata yang sangat indah.
*FENOMENA KEHENDAK YANG TINGGI [67:3]
Kita melihat langit yang diciptakan 7 lapis. Ini identik dengan yang disebutkan ilmu pengetahuan bahwa udara itu terdiri dari tujuh macam lapisan ke atas.
Kita juga melihat kenapa lautan itu dikehendaki berair. Kita melihat kenapa dikehendaki gunung itu menjulang. Kita melihat setiap makhluk dikehendaki dengan tabiat (kebiasaannya sendiri-sendiri).
*FENOMENA KEHIDUPAN
Bila anda melihat dan memperhatikan makhluk yang hidup di muka bumi, anda akan menemukan berbagai jenis dan bentuknya, serta berbagai macam cara hidup dan berkembang biak. [QS. 24:25 ; 6:38]
Semua itu menunjukkan bahwa disana ada dzat yang menciptakan, membentuk, menentukan rezeqinya dan meniupkan ruh kehidupan pada dirinya. [QS. 29:20 ; 21:30]
Bagaimana pintarnya manusia, tentu dia tidak akan dapat membuat makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah SWT. Menentang manusia untuk membuat seekor lalat, jika mereka mampu. [QS. 22:73,74 ; 46:4]
*FENOMENA PETUNJUK DAN ILHAM
Ketika kita mempelajari alam semesta ini, kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya, bagaimana kita memberikan argumentasi petunjuk ini ? Bagaimana ia bisa berwujud ? Bagaimana ia bisa langgeng ?
Sesungguhnya di situ ada jawaban yang diberikan akal, yaitu adanya dzat yang memberi hidayah (petunjuk) [QS. 20:50]
Seorang bayi ketika dilahirkan ia menangis dan mencari putting susu ibunya. Siapa yang mengajari bayi tersebut ?
Seekor ayam betina ketika mengerami telurnya ia membolak-balikkan telurnya, agar zat makanan yang terdapat pada telur tersebut rata, dengan demikian telur tersebut dapat menetas.
Secara ilmiah akhirnya diketahui, bahwa anak-anak ayam yang sedang diproses dalam telur itu mengalami pengendapann bahan makanan pada tubuhnya di bagian bawah. Jika telur tersebut tidak digerak-gerakkan niscaya zat makanan yang ada dalam telur tersebut tidak merata, dengan demikian ia tidak menetas.
Siapa yang mengajarkan ayam berbuat demikian ?
Jika manusia mempunyai akal yang sehat pasti ia akan menjawab Allah yang telah memberikan hidayah pada seekor ayam.
*FENOMENA PENGABULAN DO’A
Kita sering mendengar seorang yang ditimpa suatu musibah yang membuat hatinya hancur luluh, putus harapan, lalu ia berdo’a menghadap Allah SWT. Tiba-tiba musibah itu hilang. Kebahagiaanpun kembali dan datanglah kemudahan setelah kesusahan. Siapa yang mengabulkan do’a ?
Sudah menjadi suatu yang logis, bila seseorang menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan berdo’a [QS. 17:67 ; 10:22,23 : 6:63,64] Siapa yang mengabulkan do’a itu ?
Fenomena-fenomena yang menunjukkan atas adanya Allah sangat banyak sekali, barang siapa yang menginginkan tambahan keimanan, hendaklah membaca alam yang maha luas ini, dan memperhatikan penciptaan langit dan bumi dan manusia, pastilah ia akan menemukan dalil dan bukti yang jelas akan adanya Allah SWT. [QS. 4:53]
b. Ayat Qur’aniyah
Ayat-ayat Allah merupakan ajaran yang menunjukkan konsep hidup, peraturan yang lengkap adalah mu’jizat yang riil yang menunjukkan akan adanya Allah SWT. Mu’jizat itu diantaranya :
*Keindahan Penyampaiannya, Keindahan Bahasanya, dan Kerapian susunan ayatnya. Dimana satu pun orang di dunia ini tidak mampu menyaingi dan menandinginya. Atau membuat satu ayat pun tak akan ada yang mampu menandinginya. [QS. 2:23 ; 10:38,11,13 dan 17:88]
*Pemberitahuan Al-Qur’an tentang ikhwal umat yang lampau.
-Kaum Aad -Tentang Maryam
-Kaum Tsamud -Tentang Nabi Isa
-Kaum Nabi Luth -Tentang Nabi Nuh
-Tentang Nabi Musa dan fir’aun dsb
[QS. 9:70 ; 14:9 ; 50:12,13,14]
Semua itu datang lewat lisan yang ummi tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis,tidak pernah belajar pada guru, serta tidak pernah hidup di tengah masyarakat berilmu atau lingkungan ahli kitab [QS. 29:48]. Semua ini menunjukkan Al qur’an itu datang dari Allah.
*Pemberitahuan Al Qur’an tentang kejadian-kejadian yang akan datang yang terjadi persis seperti dikatakan Al Qur’an; kejadian tersebut adalah :
-pemberitahuan Al Qur’an tentang kekalahan bangsa Persia atas bangsa Romawi [QS. 30:1,2,3]
-Janji Allah kepada kaum muslimin untuk menjadikan mereka pemimpin (khalifah) di muka bumi sebagaimana manusia sebelumnya (QS. 24:55) dan janji Allah ini betul terjadi. Pada masa nabi Muhammad SAW. Kaum muslimin telah menguasai jazirah arab. Pada masa sahabat mereka telah menguasai dan sampai di Persia. Kemudian menguasai Romawi di Syam, Mesir dan sekitarnya.
-Janji Allah kepada kaum mukminin dengan kemenangan pada perang badar [QS. 8:7]
-Janji Allah kepada rasulnya saw bahwa ia akan memasuki masjidil haram (48:27)
-Pemberitahuan Al Qur’an bahwa Abu Lahab akan mati dalam keadaan musyrik (QS. 111)
*Penemuan ilmiah yang tidak mungkin akan ditemukan oleh seorang yang ummi, yang tidak belajar, tidak bisa membaca dan menulis.
-Pemberitahuan Al qur’an bahwa mulanya bumi dan langit adalah satu, kemudian bumi terpisah oleh langit. [QS.21:30]
-Pemberitahuan asal kejadian manusia (QS. 22:5]
-Pemberitahuan Al Qur’an bahwa sumber rasa adalah urat syaraf dibawah kulit [QS.4:56]
-Pemberitahuan tentang hampa udara bila manusia semakin tinggi naik ke langit. [QS. 6:125]
-Pemberitahuan Al Qur’an bahwa bumi itu bundar (QS. 39:5]
Ini sebagian penemuan-penemuan ilmiah yang tertera dalam Al Qur’an, yang dibuktikan kebenarannya oleh saint dan tehnologi modern. Ini sebagai bukti bahwa kebenaran Al Qur’an dan bukti bahwa Al Qur’an dari Allah semata.
*Syariat dan peraturan yang terkandung di dalam Al Qur’an.
Ini bisa dilihat dari beberapa segi :
-kelengkapan peraturan tersebut (syumul). Tidak ada satu amal perbuatanpun dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya kecuali Islam telah menerangkan hokum dan caranya [QS. 6:38 ; 16:89]
-kesesuaian di segala zaman dan tempat. Sebab Al Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia sampai hari kiamat [QS. 21:107 ; 34:28 ; 7:158]
-kekal sampai hari kiamat.
Syari’at Islam adalah syari’at yang kekal sampai hari kiamat [QS. 15:9]
Semua yang tersebut di atas berupa ayat Allah, baik yang terdapat dalam Al Qur’an [QS.4:82] atau yang terdapat dalam alam semesta [QS.41:53] ini menunjukkan keberadaan Allah Yang Maha Pencipta, Maha Mengetahui dan menunjukkan kebenaran Islam.
2. Melalui Asmaul Husna
Cara kedua untuk mengenal Allah adalah dengan memahami Asma Allah yang baik (Asmaul Husna).
Pengertian Asmaul Husna
Asmaul husna adalah nama-nama Allah yang mulia. Nama ini ada 99 nama. Asmaul Husna adalah salah satu jalan untuk mengenal Alloh.
Nama-nama tersebut adalah :
No. | Nama | Arab | Indonesia |
Allah | الله | Allah | |
1 | Ar Rahman | الرحمن | Yang Maha Pengasih |
2 | Ar Rahiim | الرحيم | Yang Maha Penyayang |
3 | Al Malik | الملك | Yang Maha Merajai/Memerintah |
4 | Al Quddus | القدوس | Yang Maha Suci |
5 | As Salaam | السلام | Yang Maha Memberi Kesejahteraan |
6 | Al Mu`min | المؤمن | Yang Maha Memberi Keamanan |
7 | Al Muhaimin | المهيمن | Yang Maha Pemelihara |
8 | Al `Aziiz | العزيز | Yang Maha Perkasa |
9 | Al Jabbar | الجبار | Yang Memiliki Mutlak Kegagahan |
10 | Al Mutakabbir | المتكبر | Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran |
11 | Al Khaliq | الخالق | Yang Maha Pencipta |
12 | Al Baari` | البارئ | Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) |
13 | Al Mushawwir | المصور | Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya) |
14 | Al Ghaffaar | الغفار | Yang Maha Pengampun |
15 | Al Qahhaar | القهار | Yang Maha Memaksa |
16 | Al Wahhaab | الوهاب | Yang Maha Pemberi Karunia |
17 | Ar Razzaaq | الرزاق | Yang Maha Pemberi Rezeki |
18 | Al Fattaah | الفتاح | Yang Maha Pembuka Rahmat |
19 | Al `Aliim | العليم | Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu) |
20 | Al Qaabidh | القابض | Yang Maha Menyempitkan (makhluknya) |
21 | Al Baasith | الباسط | Yang Maha Melapangkan (makhluknya) |
22 | Al Khaafidh | الخافض | Yang Maha Merendahkan (makhluknya) |
23 | Ar Raafi` | الرافع | Yang Maha Meninggikan (makhluknya) |
24 | Al Mu`izz | المعز | Yang Maha Memuliakan (makhluknya) |
25 | Al Mudzil | المذل | Yang Maha Menghinakan (makhluknya) |
26 | Al Samii` | السميع | Yang Maha Mendengar |
27 | Al Bashiir | البصير | Yang Maha Melihat |
28 | Al Hakam | الحكم | Yang Maha Menetapkan |
29 | Al `Adl | العدل | Yang Maha Adil |
30 | Al Lathiif | اللطيف | Yang Maha Lembut |
31 | Al Khabiir | الخبير | Yang Maha Mengenal |
32 | Al Haliim | الحليم | Yang Maha Penyantun |
33 | Al `Azhiim | العظيم | Yang Maha Agung |
34 | Al Ghafuur | الغفور | Yang Maha Pengampun |
35 | As Syakuur | الشكور | Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai) |
36 | Al `Aliy | العلى | Yang Maha Tinggi |
37 | Al Kabiir | الكبير | Yang Maha Besar |
38 | Al Hafizh | الحفيظ | Yang Maha Memelihara |
39 | Al Muqiit | المقيت | Yang Maha Pemberi Kecukupan |
40 | Al Hasiib | الحسيب | Yang Maha Membuat Perhitungan |
41 | Al Jaliil | الجليل | Yang Maha Mulia |
42 | Al Kariim | الكريم | Yang Maha Mulia |
43 | Ar Raqiib | الرقيب | Yang Maha Mengawasi |
44 | Al Mujiib | المجيب | Yang Maha Mengabulkan |
45 | Al Waasi` | الواسع | Yang Maha Luas |
46 | Al Hakiim | الحكيم | Yang Maha Maka Bijaksana |
47 | Al Waduud | الودود | Yang Maha Mengasihi |
48 | Al Majiid | المجيد | Yang Maha Mulia |
49 | Al Baa`its | الباعث | Yang Maha Membangkitkan |
50 | As Syahiid | الشهيد | Yang Maha Menyaksikan |
51 | Al Haqq | الحق | Yang Maha Benar |
52 | Al Wakiil | الوكيل | Yang Maha Memelihara |
53 | Al Qawiyyu | القوى | Yang Maha Kuat |
54 | Al Matiin | المتين | Yang Maha Kokoh |
55 | Al Waliyy | الولى | Yang Maha Melindungi |
56 | Al Hamiid | الحميد | Yang Maha Terpuji |
57 | Al Muhshii | المحصى | Yang Maha Mengkalkulasi |
58 | Al Mubdi` | المبدئ | Yang Maha Memulai |
59 | Al Mu`iid | المعيد | Yang Maha Mengembalikan Kehidupan |
60 | Al Muhyii | المحيى | Yang Maha Menghidupkan |
61 | Al Mumiitu | المميت | Yang Maha Mematikan |
62 | Al Hayyu | الحي | Yang Maha Hidup |
63 | Al Qayyuum | القيوم | Yang Maha Mandiri |
64 | Al Waajid | الواجد | Yang Maha Penemu |
65 | Al Maajid | الماجد | Yang Maha Mulia |
66 | Al Wahiid | الواحد | Yang Maha Tunggal |
67 | Al Ahad | الاحد | Yang Maha Esa |
68 | As Shamad | الصمد | Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta |
69 | Al Qaadir | القادر | Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan |
70 | Al Muqtadir | المقتدر | Yang Maha Berkuasa |
71 | Al Muqaddim | المقدم | Yang Maha Mendahulukan |
72 | Al Mu`akkhir | المؤخر | Yang Maha Mengakhirkan |
73 | Al Awwal | الأول | Yang Maha Awal |
74 | Al Aakhir | الأخر | Yang Maha Akhir |
75 | Az Zhaahir | الظاهر | Yang Maha Nyata |
76 | Al Baathin | الباطن | Yang Maha Ghaib |
77 | Al Waali | الوالي | Yang Maha Memerintah |
78 | Al Muta`aalii | المتعالي | Yang Maha Tinggi |
79 | Al Barri | البر | Yang Maha Penderma |
80 | At Tawwaab | التواب | Yang Maha Penerima Tobat |
81 | Al Muntaqim | المنتقم | Yang Maha Pemberi Balasan |
82 | Al Afuww | العفو | Yang Maha Pemaaf |
83 | Ar Ra`uuf | الرؤوف | Yang Maha Pengasuh |
84 | Malikul Mulk | مالك الملك | Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta) |
85 | Dzul Jalaali Wal Ikraam | الجلال ذو الإكرام و | Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan |
86 | Al Muqsith | المقسط | Yang Maha Pemberi Keadilan |
87 | Al Jamii` | الجامع | Yang Maha Mengumpulkan |
88 | Al Ghaniyy | الغنى | Yang Maha Kaya |
89 | Al Mughnii | المغنى | Yang Maha Pemberi Kekayaan |
90 | Al Maani | المانع | Yang Maha Mencegah |
91 | Ad Dhaar | الضار | Yang Maha Penimpa Kemudharatan |
92 | An Nafii` | النافع | Yang Maha Memberi Manfaat |
93 | An Nuur | النور | Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya) |
94 | Al Haadii | الهادئ | Yang Maha Pemberi Petunjuk |
95 | Al Baadii | البديع | Yang Indah Tidak Mempunyai Banding |
96 | Al Baaqii | الباقي | Yang Maha Kekal |
97 | Al Waarits | الوارث | Yang Maha Pewaris |
98 | Ar Rasyiid | الرشيد | Yang Maha Pandai |
99 | As Shabuur | الصبور | Yang Maha Sabar |
*Allah sebagai ROBB (RUBUBIYATULLAH).
Diantara ciri-ciri khusus dari kerububiyahan Allah adalah :
a. Dia sebagai Pencipta segala sesuatu [QS. 40:62 ; 6:102]
b. Yang memberi rizeqi [QS. 35:3 ; 11:6]
c. Yang Memiliki [QS. 2:284]
d. Yang memberi manfaat dan bahaya [QS. 6:17 ; 35:55]
e. Yang menghidupkan dan mematikan [QS. 30:40]
f. Yang mengatur alam semesta
*Allah sebagai penguasa raya (MULKIYATULLAH)[QS. 114:2 ]
Antara ciri khas yang dimiliki oleh penguasa adalah :
- a. Dia sebagai Pelindung [QS. 5:55 ; 2:257]
- b. Dia sebagai penentu hukum [QS. 6:57 ; 12:40; 6:114]
- c. Yang hendak memerintah dan melarang [QS. 7:54]
- d. Yang menentukan Undang-Undang/Peraturan [QS. 42:21]
- e. Yang di taati [QS. 3:132 ; 3:32]
*Allah sebagai ILAH (ULUHIYAH) [QS. 114:3]
Diantara sifat-sifat khusus ILAH :
a. Dia sebagai zat yang wajib disembah [QS.20:14]
Dengan mengenal sifat-sifat Allah SWT dan nama-namaNya yang Mulia, kita akan tahu mengenal Allah.
DALIL-DALIL YANG MENUNJUKKAN ADANYA ALLAH
1. Fitrah
Sesungguhnya setiap makhluk telah diciptakan dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. Dan fitrah, tidak akan menyimpang dari fitrahnya kecuali ada pengaruh luar yang mempengaruhinya.
“Tidak lahir seorang anak kecuali atas Fitrah. Maka bapak ibunyalah yang menjadikan ia menjadi Nasrani, Yahudi dan Majusi (Al Hadits)
2. Dalil Akal
Sesungguhnya akal yang sehat akan mengatakan bahwa seluruh makhluk yang ada di alam ini pasti ada yang menciptakannya sebab mustahil terjadi dengan sendirinya atas secara kebetulan [QS. 52:35]
3. Dalil Syar’i
Setiap kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah mengajarkan akan adanya pencipta yang wajib disembah.
4. Panca Indra
Diantara dalil yang menunjukkan adanya Allah adalah Panca Indera. Ini bisa kita lihat pada 2 segi :
- Pengabulan Do’a [QS. 6:63,64 ; 17:67 ;10:22,23]
- Mu’jizat [QS. 3:49]
– Mu’jizat Nabi Musa [QS. 2:60]
– Mu’jizat Nabi Isa [QS. 5 :110]
– Mu’jizat Nabi Muhammad [QS. 54:123]
Dsb.
HAL-HAL YANG MENGHALANGI MA’RIFATULLAH
Ada beberapa hal yang menghalangi seorang mengenal Allah, diantaranya :
- Bersandar kepada panca indera [QS. 2:55 ; 4:153]
Mereka tidak beriman kepada Allah, dengan dalih tidak bisa melihat Allah, padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tapi mereka meyakini akan keberadaannya, seperti : gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal pikiran, dsb.
2. Kesombongan [QS. 7:146]
3. Lengah [QS. 21:1-3]
4. Bodoh [QS. 2:118]
5. Ragu-ragu [QS. 6:109,110]
6. Taqlid [QS. 5:104 ; 43:23]
KEWAJIBAN SEORANG MUSLIM TERHADAP ALLAH
- Mengerjakan rukun Islam yang lima
- Menerima ketentuan Alloh dengan ridho baik yang bersifat kauni (Qodlo’ dan Qodar) [QS. 2:156] atau ketentuan hukum-hukum/undang-undang [QS. 4:65]
- Ikhlas [QS. 98:5 ; 39:2,3]
- Sabar [QS. 3:200]
- Selalu merasakan bahwa Allah mengawasinya (muroqobatullah) [QS. 2:235 ;33:52 ;50:18]
- Mencintai Alloh dan RasulNya [QS. 9:24]
- Waro’
- Mengharapkan rahmatNya (roja’) [QS. 2:218]
- Tawakal [QS. 14:12]
- Percaya atau yakin akan pertolongan Alloh [QS. 26:62]
- Selalu menyertakan niat jihad dalam segala aktivitas perbuatan. Sabda Rasulullah saw. “Tidak ada hijrah setelah pembebasan Makkah tetapi niat dan jihad”
- Selalu memperbaharui taubat dan istighfar [QS. 3:185]
- Mempersiapkan diri untuk hari akhirat dan selalu mengingat mati [QS. 3:185]
- Selalu instropeksi diri, Umar ra. Berkata : “Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab”